Langsung ke konten utama

Milad Muhammadiyah Bangkalan, Refleksi Perjuangan Mendidik Bangsa


Rombongan Panti Riversite turut semarakkan Milad Muh. 107 di Bangkalan, Ahad 27 November 2016

Pelaksanaan Milad Muhammadiyah ke 104 M/107 H, digelar oleh Pimpinan Wilayah Jawa Timur. Berbagai agenda disajikan dalam pelaksanaan Milad Muhammadiyah yang tahun ini mengangkat tema Membangun Karakter Indonesia Berkemajuan. Pelaksanaan yang sangat meriah diikuti dengan rangkaian acara pawai ta’aruf, bazar, pengobatan gratis dan puncak acara Milad berupa tausiyah umum oleh PP Muhammadiyah, Dr. KH. Haedar Nashir. 

Sudah barang tentu acara rutinan setahun sekali tersebut merupakan ajang silaturahmi antar organisasi otonom Muhammadiyah, mulai dari jajaran pengurus, Aktivis Aisyiyah, NA, IMM, HW, IPM dan TS serta peserta penggembira. Usia 104 tahun merupakan umur yang snagat lama dan bukti bahwa pengorbanan dan perjuangan Muhammadiyah telah banyak membantu serta meringankan beban pemerintah dalam hal Agama, Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Kemasyarakatan.  

Sebagai simpatisan dan kader biologis persyarikatan, saya tak kuasa menahan haru dan perasaan bangga saat melihat ribuan warga Muhammadiyah Jawa Timur berkumpul di Stadion Gelora Bangkalan, Kepualauan Madura. 

Saya yang kebetulan ikut dalam rombongan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Dau, Malang turut menyemarakkan Milad Muhammadiyah, PCM Dau memberangkatkan 3 unit bus pariwisata dengan rincian sebagai berikut: Bus 1 berisi rombongan guru dan keluarga besar SD Muhammadiyah 08 Dau, Bus 2 berisi  warga ranting Jetis, Sengkaling, Jetak, Landung Sari, Sumbersekar dan Tegal Weru. Sementara saya tepat berada di Bus 3 mendampingi adik-adik dari Panti Aisyiyah Putri Riverside dan Panti Muhammadiyah Ulil Abshar. 

Saya sempat cemas ketika mengajak adik-adik panti menuju pusat keramaian di dalam Stadion Bangkalan. Membawa 12 anak asuh dikerumunan ribuan orang bukanlah perkara mudah bagi saya, namun rekan sesama pengasuh yang bernama Palupi membantu untuk menjaga adik-adik. Keluh kesah mereka tentang panas nya cuaca siang itu membuat kami selaku pengasuh kebingungan, namun kami yakinkan bahwa meski teriknya Madura sangat diluar kendali akan ada nilai pendidikan dan suguhan menarik dari pengisi acara. Seusai menyaksikan sambutan kedua, kami pun bergegas keluar mencari tempat istirahat. 

Setidaknya ada tiga nilai utama yang menjadi landasan bagi setiap gerak langkah aktivis Muhammadiyah dalam menyemarakan acara ini. 3 hal itu adalah Kebersamaan, Persatuan dan Semangat Pengabdian. Kebersamaan dalam hal ini diartikan sebagai langkah nyata seluruh anggota Persyarikatan dalam menyukseskan acara, tak pandang letih dan lelah yang disebabkan panas teriknya Madura. Namun, dengan semangat kebersamaan seluruh peserta yang berasal dari penjuru Jawa Timur mampu rukun dan tanpa kericuhan sama sekali. 

Makna persatuan dalam hal ini adalah, menjalin rasa kekeluargaan dan sikap saling tolong menolong antar warga Muhammadiyah. Point ketiga yang menjadi nilai utama adalah semangat pengabdian. Dedikasi dan pengabdian Muhammadiyah terhadap bangsa dan negara tak pernah berhenti dan terus berjalan hingga kini, kontribusi Muhammadiyah terhadap bangsa dan negara luar biasa besar. Jikalau seluruh kader persyarikatan mau jujur melihat dari banyaknya jumlah amal usaha yang didedikasikan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, kesehatan dan sosial, hal itu justru sudah ada sejak sebelum kemerdekaan.  Maka menurut saya, tidak usah galau dan risau untuk menobatkan diri menjadi aktivis Muhammadiyah dan ortom dibawahnya, karena meskipun dikemudian hari belum ada kepastian untuk jadi pejabat tapi hidup pasti bermanfaat untuk ummat, lewat perjuangan di seluruh amal usaha Muhammadiyah. (dari bilik riversite- IZNA)

Komentar