Langsung ke konten utama

Sukma Jaya; Pemuda, Representasi Tokoh Masa Depan

Sukma Jaya ketika memberitkan taushiyah dalam acara Raker PDPM, Sabtu (22/10/16)
Pepatah Arab mengatakan “Syubbaanu al yaumi kibaaru al ghodi, wa inna fii yadi as syubbaani amra al ummati wa fii iqdaamiha hayaataha” makna bebasnya, pemuda hari ini adalah representasi tokoh masa depan, dan sesungguhnya permasalahan ummat ada dalam genggaman pemuda. Karenanya, sehebat pemuda sekarang ini maka dia akan membawa estafet yang hebat di masa yang akan datang, manakala pemuda sekarang ini loyoh maka ke depan tokoh-tokoh yang memimpin akan loyoh juga. Hal ini dinyatakan dengan tegas oleh Sukma Jaya, S.Ag dalam acara Rapat Kerja (Raker) Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) kabupaten Malang, Sabtu (22/10/16).

Bertempat di Perguruan Muhammadiyah Dau, seluruh pengurus PDPM dan PCPM (Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah) se-Dau serta undangan dari komponen Nasyiatul Aisyiyah dan segenap warga Muhammadiyah Dau hadir mengikuti acara pembukaan Raker tersebut. Sukma Jaya, selaku wakil ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Dau diberi kehormatan sebagai pentaushiyah, menyampaikan banyak hal tentang tantangan Pemuda Muhammadiyah di masa kini dan akan datang.

Di samping statemen di atas yang sangat inspiratif, menurutnya, pemuda Muhammadiyah harus memahami betul apa itu Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). AUM itu meliputi seluruh aspek pergerakan persyarikatan, baik yang konkrit maupun tidak konkrit (abstrak).

“Pemuda Muhammadiyah lahir itu dibentuk dalam rangka turut serta mewujudkan cita-cita Muhammadiyah”. Adapun cita-cita Muhammadiyah itu mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya. Karenanya kontribusi Pemuda sangat diharapkan dalam mencapai tujuan itu. Tegas Dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Bermuhammadiyah itu dalam rangka menegakkan Islam. Apapun yang kita lakukan bentuknya di Muhammadiyah itu pada hakikatnya kita menggerakkan Islam. Tuturnya dengan nada lantang. Lebih lanjut beliau menuturkan, dakwah di masa kini dan masa depan harus benar-benar direncanakan secara matang sehingga menyentuh persoalan riil yang di hadapi masyarakat. Sudah seabad lebih K.H. Ahmad Dahlan telah mencontohkan dalam gerakan al-Maunnya. Adapun kita (pemuda) sebagai pemegang estafet perjuangan Muhammadiyah harus lihai dan handal dalam memformulasikan dakwah kita.

Islam yang tidak hanya mementingkan kesalehan pribadi, melainkan juga kesalehan social maka yang perlu ditegaskan dalam gerakannya adalah dakwah yang mampu masuk dalam komunitas-komunitas yang ada. Pemimpin yang memiliki sifat afiliator, pandai dalam berafiliasi di semua hal itulah yang akan sukses dalam menjalankan roda organisasi (dakwah). Sehingga tidak monoton, dakwah hanya menggunakan lisan saja, pungkas Direktur Padepokan HW ini. (Hilmi)

Komentar